ANALISIS KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN PERBANDINGAN NILAI FAKTOR AIR SEMEN (FAS)
Abstract
ABSTRACT: As time goes by, the construction world continues to develop, one of which is the innovation of concrete technology with the discovery of concrete that can pass water from the concrete cavity, known as porous concrete. This study aims to determine the characteristics of porous concrete including bulk density, absorption, and compressive strength. The test variables used were A on FAS 0;48, B on FAS 0;53, C on FAS 0;58, and D on FAS 0;64. To obtain good porosity in porous concrete, only 3 aggregate sizes were used which are uniform with the use of cement as much as 1 of 6 weight of aggregate, while the consistency of the paste (cement & water) followed the specified FAS value. The total number of test objects was 120 samples with each variable as many as 30 samples and the test was carried out when the test object is 28 days old. The results of this study were statistically tested using a normal distribution to obtain a bulk density value of 1.64 gram/cm3 at FAS 0;48, 1.66 gram/cm3 at FAS 0;53, 1.67 gram/cm3 at FAS. 0;58, and 1.69 gram/cm3 at 0;64 FAS. The absorption value was 1.88% at FAS 0;48, 1.94% at FAS 0;53, 2.17% at FAS 0;58, and 1.82% at FAS 0:64. The compressive strength values were 4.4 MPa at 0;48 FAS, 5.5 MPa at 0;53 FAS, 5.8 MPa at 0;58 FAS, and 3.6 MPa at 0;64 FAS. However, it should be noted that the variable D (FAS 0.64) did not meet the requirements for the appearance/physical properties of porous concrete due to the use of excess water which made the surface of the concrete cover.
Keywords: Porous Concrete, Bulk Density, Absorption, Compressive Strength
ABSTRAK: Seiring berjalannya waktu dunia konstruksi terus berkembang salah satunya dalam inovasi teknologi beton dengan ditemukannya beton yang dapat meloloskan air dari rongga beton tersebut yang dikenal dengan istilah beton porous. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakteristik beton porous meliputi berat isi, penyerapan, dan kuat tekan. Variabel pengujian yang digunakan ialah A pada FAS 0;48, B pada FAS 0;53, C pada FAS 0;58, dan D pada FAS 0;64. Demi memperoleh porositas yang baik pada beton porous maka agregat yang digunakan hanya 3 ukuran agregat yang seragam dengan penggunaan semen sebanyak 1 dari 6 berat agregat sedangkan konsistensi pasta (semen & air) mengikuti nilai FAS yang ditetapkan. Total jumlah benda uji sebanyak 120 sampel dengan setiap variabelnya masing-masing sebanyak 30 sampel dan pengujian dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari. Hasil dari penelitian ini diuji secara statistik menggunakan distribusi normal hingga memperoleh nilai berat isi 1,64 gram/cm3 pada FAS 0;48, 1,66 gram/cm3 pada FAS 0;53, 1,67 gram/cm3 pada FAS 0;58, dan 1,69 gram/cm3 pada FAS 0;64. Nilai penyerapan 1,88% pada FAS 0;48, 1,94% pada FAS 0;53, 2,17% pada FAS 0;58, dan 1,82% pada FAS 0;64. Nilai kuat tekan 4,4 MPa pada FAS 0;48, 5,5 MPa pada FAS 0;53, 5,8 MPa pada FAS 0;58, dan 3,6 Mpa pada FAS 0;64. Namun perlu diketahui bahwa pada variabel D (FAS 0,64) tidak memenuhi ketentuan sifat tampak/fisik dari beton porous dikarenakan pengunaan air yang berlebih membuat permukaan beton menjadi tertutup.
Kata kunci: Beton Porous, Berat Isi, Penyerapan, Kuat Tekan
Full Text:
PDF1-8References
Diarto, T., 2017. Beton Porous, Sebagai Alternatif Bagi Penanganan Limpasan Air Hujan.
Sutikno, 2003. Panduan Praktek Beton. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Frans, J. H., Sulistio, H., & Wicaksono, A. (2014). Kajian Kapasitas, Pelayanan dan Strategi Pengembangan Bandar Udara El Tari Kupang. 5(2), 44-53
Haryanto, I. & Wiryanto (2015).Studi Kasus Perencanaan Sistem Teknik Transportasi Udara di Indonesia. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Kafiar, R. P., Palenewen, S. C., & Jansen, F. (2019). Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Stevanus Rumbewas di Kota Serui Kapubaten Kepulauan Yapen. 7(1), 15-26
Maharani, D. (2017). Pemilihan Strategi Kebijakan Transportasi di Bandar Lampung Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process. Lampung:Universitas Lampung.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 39 Tahun 2019 Tentang Tatatnan Kebandarudaraan Nasional. Jakarta: Kemenhub.
Oleng, A. P., Jansen, F., & Manoppo, M. (2017). Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Sultan Babulah Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. 5(6), 373-382.
Rohandi, M., Tulili, M. Y., & Jassin, M. R. T. (2017). Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Bawah Laut. 6(4), 423-429.
Wirasurijaya, L. (2019) Perbedaan ICAO dan FAA. Diakses pada 5 juli 2020, dari https://laluwirasurijaya.blogspot.com/2019/10/perbedaan-icao-dan-faa.html
Wiyono, A., Isfanovi, H., & Pratama, A. G. (2016). Kajian Konsep Kebijakan Infrastruktur Strategis Untuk Pengendali Banjir Jakarta (Studi Kasus Giant Sea Wall dan Multi Purpose Deep Tunnel). 23(1), 51-62.
Zevanya, E. L., Pandey, S. V., & Timboeleng, J. A. (2019). Perencanaan Pengembangan Pada Bandar Udara Abdul Rachman Saleh Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. 7(7), 869-876.
DOI: https://doi.org/10.35334/cesj.v1i1.2887
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Published By : Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, University of Borneo Tarakan Jl. Amal Lama No 1, Tarakan 77115, Indonesia | All publications by Civil Engineering Scientific Journal are licensed under a |