PENANGANAN ABRASI PANTAI AMAL BARU KOTA TARAKAN DENGAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI TIPE DETACHED BREAKWATER

Giar Tri Haryanti, Edy Utomo

Abstract


ABSTRACT: Amal Baru Beach has experienced damage in the form of abrasion and accretion which occurs due to the characteristics of waves that are destructive. One solution to protect Amal Baru Beach from the damage that occurs is a Detached Breakwater which is planned for the next 25 years. The result of this study indicate that the dominant wind direction comes from the East of Tarakan Island with a wave height at a 25-years return period of 2,85 meters with a period of 9,40 seconds. The planned Detached Breakwater structure is a sloping side building with a main protective layer using two recommended tetrapods, namely W = 0,5 tons and W = 0,084 tons, with a building peak width (B) of 1,76 meters, a main protective layer thickness (t) of 1,17 meters, a second protective layer thickness (t) of 0,21 meters, and a toe protection height of a 0,58 meters. The length of the building (Ls) is 250 meters, the width of the building gap (Lg) is 100 meters and the distance of the breakwater from the coastline (Y) is 100 meters.

Keywords: Abrasion, Accretion, Coastal Building, Protective Layer, Beach

 

ABSTRAK: Pantai Amal Baru telah mengalami kerusakan berupa abrasi dan akresi yang terjadi akibat dari karakteristik gelombang yang bersifat merusak atau destruktif. Salah satu solusi untuk melindungi Pantai Amal Baru dari kerusakan yang terjadi adalah bangunan pelindung pantai tipe Detached Breakwater. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder yang akan digunakan dalam perencanaan Detached Breakwater yang direncanakan pada 25 tahun kedepan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dominasi arah angin bersumber dari arah Timur Pulau Tarakan dengan tinggi gelombang pada kala ulang 25 tahun sebesar 2,85 meter dengan periode 9,40 detik. Struktur Detached Breakwater yang direncanakan adalah bangunan sisi miring dengan lapis lindung utama menggunakan tetrapod yang direkomendasikan ada dua, yaitu W = 0,5 ton dan W = 0,084 ton, dengan lebar puncak bangunan (B) sebesar 1,76 meter, tebal lapis lindung utama (t) sebesar 1,17 meter, tebal lapis lindung kedua (t) sebesar 0,21 meter, dan tinggi pelindung kaki (toe protection) sebesar 0,58 meter. Panjang bangunan (Ls) sebesar 250 meter, lebar celah bangunan (Lg) sebesar 100 meter dan jarak pemecah gelombang dari garis pantai (Y) sebesar 100 meter.

Kata kunci: Abrasi, Akresi, Bangunan Pantai, Lapis Lindung, Pantai


Full Text:

PDF 95-106


DOI: https://doi.org/10.35334/cesj.v3i2.5897

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published By :

Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, University of Borneo Tarakan

Jl. Amal Lama No 1, Tarakan 77115, Indonesia
E-Mail : borneo.cesj@gmail.com
Web : http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/CESJ/index
Telp : 081233242398 Faks. (0551) 2052558

All publications

by Civil Engineering Scientific Journal

are licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.