http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/issue/feedJournal of Borneo Holistic Health2024-01-02T15:26:46+01:00Hendy Lesmana S.Kep Ns.,M.Kepborticalth@gmail.comOpen Journal Systems<table cellpadding="4" bgcolor="#FFF0F5"><tbody><tr><td><strong>Nama Jurnal</strong></td><td><em>Journal Of Borneo Holistic Health</em></td></tr><tr><td><strong>Frekwensi</strong></td><td>6 Bulanan <strong>(Juni dan Desember)</strong></td></tr><tr><td><strong>ISSN</strong></td><td><a title="2621-9530 (media cetak)" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1528463646&1&&" target="_blank"><strong>2621-9530</strong></a> (media cetak) | <strong><a title="ISSN Online" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1528423723&1&&" target="_blank">2621-9514</a> </strong>(media online)</td></tr><tr><td><strong>Editor-in-chief</strong></td><td>Hendy Lesmana S.Kep Ns.,M.Kep</td></tr><tr><td><strong>Pengelola</strong></td><td>Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan</td></tr></tbody></table><p align="justify"><em><strong>Journal Of Borneo Holistic Health</strong></em> adalah jurnal cetak dan online dengan sistem <em>open access journal</em>. Journal Of Borneo Holistic Health merupakan sarana pengembangan dan publikasi karya ilmiah bagi para peneliti, dosen dan praktisi kesehatan mencakup <strong>Ilmu keperawatan</strong> dan <strong>Ilmu Kebidanan</strong>. Fokus dan Scope jurnal ini mencakup Manajamen keperawatan, Medikal Bedah, Kritis, Gawat Darurat, Jiwa, komunitas, geriatri, keluarga, anak, maternitas, dan pendidikan keperawatan. Jurnal ini juga mencakup displin ilmu kebidanan meliputi kesehatan wanita, serta psikologi dan promosi kesehatan.</p><p> <em><strong>Journal Of Borneo Holistic Health</strong></em> <strong>Indexed by: </strong></p><p><strong>Google Scholar, Garuda, Dimensions, dan Sinta</strong></p><p> </p>http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/3435PENGARUH PIJAT BBLR TERHADAP ROOTING-SUCKING BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG NEONATAL INTENSIF CARE UNIT (NICU) RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL2023-12-30T23:57:41+01:00Ni Made Sugiartinisugiartinimade88@gmail.comPutu Wira Kusuma PutraPutuwirakusumaputra@gmail.comI Putu Artha WijayaArtha.wijaya001@gmail.comGusti Ayu Krisma Yuntarikrismayuntari@gmail.com<p>Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal karena mengalami banyak masalah disebabkan lemahnya reflek mencari putting susu (<em>rooting reflex</em>) dan reflek menghisap (<em>sucking reflex</em>) menyebabkan permasalahan <em>oral feeding</em>. Intervensi dini yang dapat dilakukan untuk menstimulasi <em>rooting reflex</em> dan <em>sucking</em><em> </em> yang lemah dengan memberikan stimulasi sejak dini melalui sentuhan-sentuhan lembut seperti pijat bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat BBLR terhadap <em>rooting-sucking </em>bayi dengan berat badan lahir rendah.</p><p>Jenis penelitian kuantitatif <em>pre eksperimental</em><em> </em>dengan rancangan <em>One Groups Pretest</em>-<em>Posttest Design</em>. Penelitian ini melibatkan 17 responden yang dipilih dengan teknik sampel <em>purposive sampling</em>. <em>Rooting reflex</em> dan <em>sucking</em><em> </em> diukur dengan mendekatkan jari tangan dan menyentuhkannya ke pipi dan daerah sekitar mulut bayi sebelum dan setelah intervensi.</p>Hasil penelitian menunjukkan reflek <em>rooting-sucking</em> bayi sebelum diberikan pijat BBLR sebagian besar 58,8% tidak ada respon, setelah diberikan pijat BBLR sebagian besar yaitu 13 responden (76,5%) terdapat rooting-sucking reflex. Hasil uji <em>Paired t test</em> didapatkan nilai p value = 0,001 < 0,05 hasil ini menunjukkan ada pengaruh pijat BBLR terhadap <em>rooting-sucking </em>bayi dengan berat badan lahir rendah. Penelitian ini disimpulkan pijat BBLR berpengaruh signifikan terhadap <em>rooting-sucking </em>bayi dengan berat badan lahir rendah.2023-12-31T00:26:51+01:00Copyright (c) 2023 Journal of Borneo Holistic Healthhttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/3457MOTIVASI PENDERITA HIPERTENSI DALAM MELAKUKAN DIIT HIPERTENSI2023-12-31T00:03:59+01:00Mujito Mujitomujto0707@gmail.comAndi Hayyun Abiddinandi_hayyun@poltekkes-malang.ac.id<em><span lang="IN">Hypertension diet is a way of controlling hypertension naturally and without serious side effects. This requires a high level of motivation to achieve it. This study aims to identify the client's motivation in doing a hypertension diet. The method used is an exploratory descriptive design that describes the motivation of hypertensive clients in doing a hypertension diet. The population in this study were hypertensive clients who were recorded at the InHealth InHealth Outpatient Clinic, SAM GG Kediri. The sampling technique used is quota sampling with a sample size of 30 respondents. The results showed that 76.6% of clients who did hypertension diet had high intrinsic motivation, 73.3% had high extrinsic motivation, 76.6% had high urgency motivation, 100% had high economic, social and cultural-related motivation. The motivation of hypertensive clients to have a high majority diet includes intrinsic, extrinsic, urgency and motivation related to economics, social and culture. Health care institutions are expected to continue to monitor the dietary behavior of hypertensive clients so as not to cause serious side effects.</span></em>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Journal of Borneo Holistic Healthhttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/3667HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD BATARA GURU BELOPA2023-12-31T00:07:18+01:00Devianti Tandiallodeviantit@gmail.com<p><em>Asfiksia</em> merupakan suatu kejadian kegawatdarutaran yang berupa kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian dimana keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga dapat menurunkan oksigen dan makin meningkatkan karbondioksida yang menimbulkan akibat buruk dalan kehidupan berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Bata Guru Belopa. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif korelasional dengan metode pendekatan waktu <em>Cross Sectional</em>. Pengambilan sampel menggunakan rumus <em>Slovin </em>berjumlah 62 responden. Alat pengumpulan data menggunakan rekam medik. Analisis data Bivariat menggunakan uji <em>Chi Square, </em>jumlah sampel<em> </em>dalam penelitian ini sebanyak 62 responden diantaranya yang mengalami asfiksia neonatorum sebanyak 52 responden dan yang tidak mengalami asfiksia neonatorum sebanyak 10 responden. Alat pengumpulan data menggunakan rekam medik, analisis data bivariat menggunakan uji <em>Chi Square. </em>Didapatkan hasil analisis dengan nilai <em>p</em> = 0,000 dengan demikian nilai <em>p-value <0,05 </em>maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan asfiksia neonatorum</p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Journal of Borneo Holistic Healthhttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/3674FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSUD BATARA GURU BELOPA2023-12-31T00:10:54+01:00Jumriana Ibrianijumrianaibriani44@gmail.com<p><em>Abortus inkomplit </em>adalah pengeluaran hasil konsepsi dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus dan biasanya jaringan yang tertinggal itu jaringan plasenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan usia ibu, paritas, dengan kejadian <em>abortus inkomplit</em> di RSUD Batara Guru Belopa. Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan <em>cross sectional study. </em>Sampel pada penelitian ini berjumlah 57 ibu hamil. Analisis penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil observasi data rekam medik dari usia ibu <20 - >35 yang berisiko sebanyak 33 orang (57,9%) dan ibu yang berusi 20-35 2 yang tidak berisk sebanyak 24 orang (42,1%), sedangkan hasil observasi rekam medik yang memiliki paritas ≥ 3 kali (berisiko) sebanyak 34 orang (59,6%), dan yang memiliki paritas < 3 kali (tidak berisiko) sebanyak 23 orang (40,4%). Berdasarkan hasil tersebut maka ada hubungan antara usia Ibu dan paritas dengan kejadian abortus inkomplit di RSUD Batara Guru Belopa,</p><p><strong>Kara kunci: </strong><em>Abortus Inkompit</em>, Paritas, Usi Ibu</p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Journal of Borneo Holistic Healthhttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/4247FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DI SATU RUKUN TETANGGA INDONESIA BAGIAN TIMUR2023-12-31T00:14:44+01:00Eva Chris Veronica Gultomeva.gultom@uph.edu<p>Latar Belakang: <em>Human Immunodeficiency Virus </em>(HIV)/<em>Acquired Imunodeficiency Syndrome </em>(AIDS) merupakan penyakit menular yang mematikan dan menjadi masalah utama kesehatan masyarakat global maupun nasional. Berdasarkan survey awal terhadap 10 warga di RT.002/RW.04 kelurahan Benteng, kecamatan Nusaniwe, provinsi Maluku, didapatkan hasil bahwa sebagian besar warga tersebut menunjukkan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS yang tidak sesuai. Tujuan Penelitian: mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilakupencegahan penularan HIV/AIDS di satu rukun tetangga Indonesia bagian Timur. Metode penelitian: kuantitatif korelasional non-eksperimen dengan pendekatan studi <em>cross-sectional</em>. Populasi penelitian sebanyak 567 warga di RT.002/RW.04 kelurahan Benteng, kecamatan Nusaniwe, provinsi Maluku dengan usia 18 tahun-65 tahun. Teknik sampling yang digunakan yaitu <em>convenience sampling </em>dengan sampel sebanyak 235 warga. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Hasil penelitian: responden terbanyak berkategori remaja (61.7%). Mayoritas tingkat pendidikan responden adalah menengah (77.4%) dan responden cenderung berkategori tidak bekerja (60.4%). Tingkat pengetahuan responden cenderung berkategori cukup (55.3%) dan dominan sikap responden adalah mendukung (52.8%). Mayoritas responden telah terpapar dengan sumber infomasi (99.6 %) dan sebagian besar responden memiliki perilaku positif (59.1%). Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS adalah sikap (<em>p </em>= 0.000). Responden dengan sikap mendukung cenderung memiliki perilaku positif terkait pencegahan penularan HIV/AIDS. Kesimpulan: ada hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS.</p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Eva Chris Veronica Gultomhttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/4303FAKTOR RISIKO PENDERITA CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG RAWAT DARURAT MEDIK DAN BEDAH RSUD dr. SOEDONO MADIUN2024-01-02T15:23:40+01:00Dewi Rachmawatirachmawati_dewi13@yahoo.comMujito Mujitomujito0707@gmail.com<p>Gagal ginjal kronis adalah penyakit kronis yang perlu pengobatan rawat jalan dalam jangka waktu lama karena berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala. Penelitian di RSUD dr. Soedono Madiun bertujuan untuk mengetahui faktor risiko <em>chronic kidney disease </em>pada 30 responden dengan metode deskriptif kuantitatif dan teknik <em>purposive sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang dapat diubah adalah hipertensi 83%, diabetes mellitus 33%, obesitas 13%, dan merokok 10%. Faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah jenis kelamin 50%, usia 30%, penyakit tertentu 20%, dan riwayat keluarga 3%. Berdasarkan usia, hipertensi sebanyak 21% pada usia 15-54 tahun, sedangkan diabetes melitus, hipertensi, dan usia sejumlah 6% pada usia >54 tahun ke atas. Tekanan darah tinggi dan kadar glukosa tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah ginjal, menurunkan kemampuan ginjal menyaring darah dan membuang produk sisa di urine. Fungsi ginjal menurun sampai 50% pada usia 60 tahun, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah nefron dan tidak ada kemampuan untuk meregenerasi. Oleh karena itu, masyarakat perlu menerapkan gaya hidup sehat dan perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah dan mengontrol penyakit ginjal kronis serta mengelola penyakit yang meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.</p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Dewi Rachmawatihttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/4304GAMBARAN KESIAPSIAGAAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI BENCANA DI RUMAH SAKIT2024-01-02T15:26:46+01:00Dewi Rachmawatirachmawati_dewi13@yahoo.comArif Mulyadirif_mulyadi@yahoo.com<p>Tingginya resiko bencana yang dapat terjadi di ICU baik karena kelalaian diri sendiri maupun dari luar (kondisi alam) oleh karenanya, penting bagi perawat ICU untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat kesiapsiagaan perawat ICU dalam menghadapi bencana di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Sampel pada penelitian ini ada 22 responden dengan menggunakan teknik <em>total sampling </em>. Waktu pengumpulan data pada tanggal 4-8 Maret 2023 di ruang ICU RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Intrumen pada penelitian ini menggunakan EPIQ (<em>Emergency Preparadness Information Quisonare</em>) yang terdiri atas 20 item soal mencakup 8 komponen kesiapsiagaan perawat dalam menghadapi bencana. Dengan hasil uji validitas r hitung > r tabel . Hasil uji reliabilitas item soal adalah 0.811 (reliabel). Hasil penelitian menunjukan tingkat kesiapsiagaan perawat baik dengan prosentase 77,3% (17 perawat) dan tingkat kesiapsiagaan yang cukup 22,7% (5 perawat). Adanya tingkat kesiapsiagaan yang baik ini didukung oleh faktor usia, lama bekerja, pendidikan dan pelatihan kebencanaan yang telah diikuti. Pelatihan kebencanaan yang diikuti menjadikan perawat siap dalam menghadapi bencana karena dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Sedangkan adanya tingkat kesiapsiagaan yang cukup karena perawat masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan serta masih adanya beberapa perawat yang belum mengikuti pelatihan kebencanaan.. Adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman maupun evaluasi bagi instansi terkait dalam meningkatkan kesiapsiagaan perawat ICU dalam menghadapi bencana di rumah sakit.</p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Dewi Rachmawatihttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/4319MANFAAT DANCE LABOR TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN2023-12-31T00:21:45+01:00Durrotun Munafiahdurrotunmunafiah313@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak </strong></p><p> </p><p>Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Pemantauan persalinan meliputi kemajuan persalinan, keadaan janin, dan juga ibu dalam manajemen persalinan merupakan salah satu aspek penting. Kontraksi yang terlalu lama atau sangat kuat dan frekuensinya sering akan menimbulkan masalah dalam persalinan. Upaya non farmakologis juga dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri, bersifat murah, simpel, efektif, tanpa merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya. Dance labor Salah satu terapi non farmakologi yang dilakukan. Penelitian ini untuk melihat pengaruhn dance labour terhadap frekuensi kontraksi uterus. Jenis penelitian kuantitatif, desain yang digunakan adalah Eksperimen semu dengan penilaian frekuensi kontraksi uterus metode pretest posttest design. Hasil analisis Wilcoxon dengan α = 0,05, diperoleh nilai ρ value 0,000 dimana 0,005<0,05. signifikan ada pengaruh dance labor terhadap frekuensi kontraksi uterus pada ibu bersalin.</p><p align="center"> </p><p><strong>Kata kunci</strong> : Dance Labour, frekuensi kontraksi uterus, Persalinan</p><p align="center"> </p><p align="center"><strong>Abstract </strong></p><p align="center"> </p><p><em>The sensitivity of AKI to improving health services makes it an indicator of the success of health sector development. Monitoring of labor including the progress of labor, the state of the fetus, and also the mother in labor management is an important aspect. Contractions that are too long or very strong and frequent will cause problems in labor. Non-pharmacological efforts can also be made to reduce pain, they are cheap, simple, effective, without harm and can increase satisfaction during labor because the mother can control her feelings and strength. Dance labor One of the non-pharmacological therapies performed. This research is to see the effect of dance labor on the frequency of uterine contractions. This type of quantitative research, the design used is a quasi-experiment by assessing the frequency of uterine contractions using a pretest posttest design method. The results of the Wilcoxon analysis with α = 0.05, obtained a ρ value of 0.000 where 0.005 <0.05. There is a significant influence of dance labor on the frequency of uterine contractions in mothers giving birth. </em></p><p align="center"> </p><p><strong>Keywords:</strong> <em>Dance Labor, frequency of uterine contractions, Childbirth</em></p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Durrotun Munafiahhttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/4358DETERMINAN FAKTOR PEMANTAUAN GLUKOSA DARAH MANDIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II2023-12-31T00:23:49+01:00Ni Kadek Muliawatimuliawati@stikeswiramedika.ac.idLuh Putu Dewi Puspawatidewipuspawati@stikeswiramedika.ac.idNi Nyoman Saren Srinadiserinadisaren@gmail.com<p>Edukasi pengelolaan diabetes mandiri merupakan komponen dalam penatalaksanaan diabetes melitus yang komprehensif melalui pemantauan glukosa darah mandiri. Hasil penelitian Diabcare tahun 2017 mendapatkan hasil sebanyak 61,1% penderita diabetes melitus tidak melakukan pemantauan gula darah mandiri Pemantauan glukosa darah mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemantauan glukosa darah mandiri pada pasien diabetes melitus tipe II. Studi <em>cross sectional </em>dilaksanakan disebuah Puskesmas di Gianyar Bali dari bulan Desember 2022- Juli 2022 dengan sampel sebanyak 55 menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Data demografi dan pertanyaan terkait variabel diperoleh dengan menyebar kuesioner yang berisi <em>inform consent</em> pada saat responden datang ke puskesmas. Analisis multivariat dengan regresi logistik mendapatkan hasil faktor berpengaruh terhadap pemantauan glukosa darah mandiri adalah tingkat pengetahuan dengan OR = 5,74 (CI: 1,42-23,19) p <em>value</em>=0,014 dan lama menderita diabetes melitus dengan, OR=25,34 (CI: 1,02-629,83) p <em>value</em>=0,048. Faktor yang secara statistik tidak ditemukan hubungan dengan pemantauan glukosa darah mandiri adalah dukungan keluarga OR=11.52 (CI: 0,023-256,43) p <em>value=</em>0,998. Pentingnya pengetahuan dan lama menderita diabetes melitus dalam upaya pemantauan gula darah secara mandiri pada penderita diabetes melitus tipe II. Diharapkan Puskesmas lebih meningkatkan pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai pemantauan glukosa darah mandiri untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe II.</p><p> </p>2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Ni Kadek Muliawati, Luh Putu Dewi Puspawati, Ni Nyoman Saren Srinadihttp://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borticalth/article/view/4390PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KECEMASAN TERHADAP KEPUTIHAN PADA REMAJA2023-12-31T00:25:32+01:00Yogho Prastyoyoghoprastyo@gmail.comDini Dwiningtiasyoghoprastyo@gmail.comAulia Husnul Khotimahyoghoprastyo@gmail.comRemaja merupakan periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang mengalami serangkaian perkembangan biologis yang meliputi perubahan anatomi dan fungsional, serta psikologis, kognitif, sosial, dan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku <em>personal hygien</em>e dengan kecemasan terhadap keputihan pada mahasiswi Univeristas Borneo Tarakan. Data hasil penelitian ditabulasi dan dianalisa dengan menggunakan program SPSS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian Studi Korelasi dan deskriptif sederhana dengan metode <em>cross sectional</em> yang penelitiannya dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian. Alat ukur kecemasan <em>Hamilton Anxiety Rating Scale</em> (HARS). Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Universitas Borneo Tarakan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September – November 2022. Hasil yang diperoleh bahwa perilaku <em>personal hygiene</em> dan kecemasan memiliki nilai siginifikan yang sama maka kedua kategori ini masing-masing mempengaruhi keputihan pada mahasiswi Universitas Borneo Tarakan. Variabel kecemasan memiliki OR 2,393, yang artinya kecemasan berpengaruh terhadap keputihan sebanyak 2,393 kali lipat dan perilaku <em>personal hygiene</em> memiliki OR 0,162 yang artinya perilaku <em>personal hygiene</em> berpengaruh sebanyak 0,162 kali lipat terhadap keputihan. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan <em>personal hygiene</em> pada remaja perempuan, terutama dalam mengatasi kecemasan terhadap kondisi seperti keputihan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya personal hygiene dalam mengurangi risiko kecemasan terhadap masalah kesehatan reproduksi pada remaja perempuan2023-12-31T00:26:52+01:00Copyright (c) 2023 Yogho Prastyo, Dini Dwiningtias, Aulia Husnul Khotimah