PENGARUH PERBEDAAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAWAI DI PERAIRAN PANTAI AMAL KOTA TARAKAN

Zainuddin Zainuddin

Abstract


Pengaruh perbedaan kedalaman tanam terhadap pertumbuhan rumput laut ( kappaphycus alvarezii ) dengan menggunakan metode rawai di perairan pantai amal kota tarakan. Salah satu faktor permasalahan yang timbul dalam usaha budidaya rumput laut adalah belum adanya penerapan budidaya dengan menggunakan metode jaring kantong pada kedalaman yang berbeda..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman yang optimal untuk pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan katong jarring. Penelitian ini menggunakan rancangan yang berbeda secara lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dengan kedalaman yang yakni PA: kadalaman 15 cm, PB: kedalaman 25 cm dan PC: kedalaman tanam 35 cm dengan berat awal bibit 25 g/rumpun, masing-masing perlakuan dengan lima kali ulangan pada metode Rawai (Garis panjang ). Data yang diperoleh, diolah menggunakan aplikasi Software SPSS 16 dan di analisa mengguakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedalaman tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan rumput laut, dimana hasil terbaik didapatkan pada perlakuan A dengan penambahan berat mutlak sebesar 52,357 gram dan laju pertumbuhan spesifik 427,68%.

Keywords


Kappaphycus alvarezii, Kedalaman Tanam, Pertumbuhan, Rawai, Kantung Jaring

Full Text:

PDF

References


Anggadiredja, Jana. T dkk., 2010. Rumput Laut cet. 5, Jakarta : Penebaran Swadaya

Aslan M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta : kansisius. 97 hal

Balai Budidaya Laut Lombok. 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Direktoran Jendral Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan. Lombok. Nusa Tengara Barat.

Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, 2010. Eksistensi Rumput Laut Indonesia. http://www.bppt.co.id/eksistensi-rumput-laut-indonesia. diakses tanggal 27 Desember 2017.

Cahyadi, J. Dan Gusman, E. 2017. Analisis Produktivitas Primer Perairan Pantai Amal Kota Tarakan Bagi Pengembangan Budidaya Rumput Laut. Jurnal Harpodon.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2009. Profil Rumput Laut Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Fuady, J. 2014. Pengaruh Perendaman Chitosan Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) di Perairan Kota Tarakan. Skripsi Sarjana, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tarakan.

Gusrina, 2006. Budidaya Rumput Laut. Bandung : Sinergi Pustaka Indonesia hal 11 dan 37 Anggradiredja, T. 2007. Rumput Laut . Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Indriani, H., E. Sumiarsih. 1991. Rumput Laut. Jakarta. Penabar Swadaya.

Kune, S. 2007. Pertumbuhan Rumput Laut Yang Dibudidayakan Bersama Ikan Baronang. Jurnal Agribisnis.

Lombardi, J.V., Marques, de H. L., Pireira R. T. L., Barreto O.J.S., Paula, E.J 2006. Cage polyculture of the pacific white shrimp Litopenaeus vannamei and the Philippines seawed Kappaphycus alvarezii. Elsevier. Aquaculture 258: 412-415.

Nurdjana, M. L. 2008. Prospek Pemanfatan Rumput Laut. Seminar Diversivikasi Produk Rumpur Laut. Makalah Pada Seminar Nasional ‘’sense of Aquaculre’’. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Pratiwi E. & W. 2004. Pekembangan budi daya rumput laut di pulau Peri. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, 10, (2). Hal-15.

Sujatmiko, W dan Angkasa,W.I. 2003. Teknik Budidaya Rumput Laut dengan Metode Tali Panjang.http ://www.iptek.net.id/tt/artlk/artikel 18.html.

Sunarto. 2008. Peran Cahaya Dalam ProsesProduksi di Laut. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Padjajaran. Laporan Skripsi. Bandung.




DOI: https://doi.org/10.35334/harpodon.v16i1.3061

Refbacks

  • There are currently no refbacks.