MENINGKATKAN RASA EMPATI SISWA DENGAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

Putu Abda Ursula

Abstract


ABSTRACT

In the world of education, student success in the learning process is not only influenced by intellectual factors but is also influenced by non-intellectual factors which are no less important to determine one's learning outcomes, one of which is the ability of a student to apply empathy in himself. Educational achievements achieved in the school environment are not solely in the form of an intellectual dimension, but the attitude dimension cannot be ignored, especially those that are reflected in a sense of empathy through educational or learning processes. The problem of student empathy becomes very meaningful for student progress. Students who have a sense of empathy will care more about others and the environment. On the other hand, students who lack empathy will have a much different condition. The actions that occur are considered normal things and to improve such a situation is not easy. This requires hard work from various parties to change it, so that various types of empathy need to be generated by students. The purpose of this research is to increase students' empathy through individual counseling services at the Undiksha Laboratory Junior High School and collect the necessary data to test the effectiveness of Individual counseling on empathy for Undiksha Laboratory Junior High School students. students' empathy for service participants, so they can understand the importance of caring for others, themselves, and the environment. The results showed that there was a change in the increase in empathy in students in the school environment. This means that individual counseling services can be used to increase students' empathy. The results of this study indicate that before getting individual counseling services, students' empathy for students in the first cycle was declared less successful and also quite successful, the first meeting reached 30%-40%, the second meeting reached 49%-74% in the second cycle stated it was quite successful and successful. with the third meeting reaching 60%-74% in the fourth meeting reaching 75%-80% in the third cycle it was declared successful with the results of the fifth meeting reaching 81%-86% in the sixth meeting reaching 87%-94%.

 

Keywords : Empathy and Individual Counseling

 

ABSTRAK

Pada dunia pendidikan keberhasilan siswa dalam proses belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual tapi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor non intelektual yang tidak kalah penting untuk menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seorang siswa dalam menerapkan rasa empati dalam dirinya. Prestasi pendidikan yang dicapai di lingkungan sekolah tidak semata-mata berupa dimensi intelektual, tetapi dimensi sikap juga tidak bisa diabaikan khususnya yang di refleksikan dalam rasa empati melalui proses-proses kependidikan atau pembelajaran. Masalah rasa empati siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan siswa. Pada siswa yang memiliki rasa empati kondisinya akan lebih perduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Sebaliknya, pada siswa yang kurang rasa empati kondisinya akan jauh berbeda. Perbuatan-perbuatan yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya, sehingga berbagai jenis rasa empati yang perlu di timbulkan oleh siswa. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa empati siswa melalui layanan konseling individual di SMP Laboratorium Undiksha dan mengumpulkan sejumlah data yang diperlukan untuk menguji efektifitas konseling Individual terhadap rasa empati pada siswa SMP Laboratorium Undiksha.Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa layanan konseling individual dapat meningkatkan rasa empati siswa kepada peserta layanan, sehingga mereka dapat memahami pentingnya untuk perduli terhadap orang lain, diri sendiri, dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan peningkatan rasa empati pada siswa dilingkungan sekolah. Artinya layanan konseling individual dapat digunakan untuk meningkatkan rasa empati siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa sebelum mendapatkan layanan konseling individual rasa empati siswa berada pada siklus I dinyatakan kurang berhasil dan juga cukup berhasil pertemuan I mencapai 30%-40% pertemuan ke II mencapai 49%-74% pada siklus II menyatakan cukup berhasil dan berhasil dengan pertemuan III mencapai 60%-74% dalam pertemuan ke IV mencapai 75%-80% pada siklus ke III dinyatakan berhasil dengan hasil pertemuan ke V mencapai 81%-86% dalam pertemuan ke VI mencapai 87%- 94%.

 

Kata Kunci : Empati dan Konseling Individual


Full Text:

PDF

References


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Calvin S. Hall, Sigmund Freud: Suatu Pengantar ke dalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud, (S. Tasrif. Terjemahan). Jakarta: Pembangunan, 2003.Cambridge: Cambridge University Press.

Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Eisenberg, N &Strayer, N. (2007). Empathy and Its Development.

Ganita Komalasari, dkk. Teori dan Teknik Konseling, Jakarta: Indeks, 2011.

Geldard, Kathryn & David Geldard. 2004. Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan Teknik Konseling. Penerjemah: Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Goleman, Daniel. (2001). Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional Mengapa EI Lebih Penting dari IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosional. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jumarin, M. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koestner, R & Franz, C. (2001). The Family Origins of Empathic Concern: A 26 Years Longitudinal Study. Journal of Personality and Social Psychology.Vol 58 No. 4 709-717

Koeswara, E. 2001. Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco.

Koeswara, E.2001. Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco.

M. Hamid Anwar 2005, Elliot dan Sanders Prilaku Perkembangan anak, Erlangga Mussen. P. H, Conger, J. J, &Kagan J. (2007). Perkembangan dan Kepribadian Anak (terjemahan Ed. 6). Jakarta: Penerbit Arcan.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Catatan Kedua, Jakarta: Rieneka Cipta, 2004.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Shaffer, Lary. (2004). Research Stories for Introductory Psychology 2nd ed. Boston : Pearson Education, Inc.

Sigmund Freud, A General Introduction to Psychoanalysis (Psikoanalisis Sigmund Freud), (Ira Puspitorini. Terjemahan). Yogyakarta, Ikon Teralitera, 2002.

Sofyan S Willis, Konseling Individual Teori Dan Praktek, Bandung: Alfabeta, 2004.

Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Tubbs, Stewart L. & Moss, Sylvia. 2000. Human Communication (Prinsip-prinsip Dasar). Pengantar: Deddy Mulyana. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo




DOI: https://doi.org/10.35334/jbkb.v3i2.2342

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Bimbingan dan Konseling Borneo



View My Stats