Pengaruh Penambahan Hormon Tiroksin Pada Artemia Salina Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Udang Windu (Penaeus monodon)

heppi iromo, muslihak muslihak, Diana Maulianawati

Abstract


Udang windu (P. monodon) adalah salah satu komoditas budidaya yang potensial di Indonesia dan merupakan spesies lokal yang secara alami tersedia dalam berbagai varietas induk yang dapat digunakan sebagai sumber plasma nutfah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan hormon tiroksin pada Artemia salina terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang windu (P. monodon). Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan dengan penambahan hormon tiroksin diberikan dengan konsentrasi 0 µg/L, 10 µg/L, 50 µg/L dan 100 µg/L. Nilai pertumbuhan berat mutlak berkisar antara 0,012 - 0,053 g, pertumbuhan panjang mutlak berkisar 0,72 - 0,92 cm, tingkat kelangsungan hidup (SR) berkisar antara 73 - 80%. Kualitas air selama penelitian menunjukkan suhu berkisar 25 - 29 °C, oksigen terlarut (DO) berkisar 4,2 - 4,7 mg / L, pH 7,62 - 7,63, salinitas berkisar 31 - 32 ppt dan amonia 0,05 - 0,07 ppm. Berdasarkan analisis varians (ANOVA), perlakuan dengan penambahan hormon tiroksin (0 µg/L, 10 µg/L, 50 µg/L dan 100 µg/L) memberikan hasil yang berbeda nyata pada pertumbuhan benih udang windu. Dosis terbaik adalah perlakuan 50 μg / L.

Full Text:

PDF

References


Astutik, Y. 2002. Pengaruh Perendaman Larva Gurami dalam Larutan Tiroksin dengan Dosis Berbeda terhadap Perkembangan, Pertumbuhan, dan Kelangsungan Hidup. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. QQ Alabama: Auburn University.

Budiarti, T.R.D., Salleng, dan Utomo, N.B.P. 2005. “Pentokolan Udang Windu (P. monodon) Dalam Hapa pada Tambak Intensif dengan Padat Tebar Yang Berbedaâ€. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(2):154-158.

Djojosoebagio, S. 1996. Fisiologi Kelenjar Endokrin. Jakarta: UI-Press 501 hal.

Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan., Jakarta: Yayasan Pustaka Indonesia.

Gusrina. 2008. “Budidaya Ikan Jilid 1,2, Dan 3 Untuk SMKâ€. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Iromo, H., Zairin, M.J., Suprayudi, M.A., Manalu, W. 2015. Effectivity of thyroxine hormone suplementation in the ovarian maturation of female mud crab (Scylla serrata). Pakistan Journal of Biotechnology 11:79-86.

Mulyati, S., Zairin, M.J., dan Raswin, 2002. Pengaruh Umur Larva Saat Dimulainya Perendaman Dalam Hormon Tiroksin Terhadap Perkembangan, Pertumbuhan, Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy). Jurnal Akuakultur Indonesia, 1(1): 21–25.

Nuryani, A.B. 2006. Pengendalian Mutu Penananganan Udang Beku Dengan Konsep Hazartd Analysis Critical Control Point (Studi Kasus Dikota Semarang Dan Kabupaten Cilacap). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Rakhmatun, S. dan Mudjiman, A. 2003. Budidaya Udang Windu. Jakarta: Penebar Swadaya.

Solanki, Y., Jetani, K.L., Khan, S.I., Kotiya, A.S., Makawana, N.P dan Rather, M.A. 2012. Effec of Stocking Density on Growth and Survival Rate of Spiny Lobster Panulirus Polyphagus in Cage Culture System. International Journal of Aquatic Science 3: 3-14.

Sonnenschein L. 2001. Method of Stimulating Growth in Aquatic Animals Using Growth Hormones. USA: United States Patent.

Tamaru, C.S., Ako, H., Paguirigan, R. Pang, L. 1998. Enrichment of Artemia foruse in freshwater ornamental fish production. Center for Tropical and Subtropical Aquaculture No. 133: 1-21

Zonneveld, N., Huisman, E.A., dan Boon, J.H. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.




DOI: https://doi.org/10.35334/harpodon.v11i2.820

Refbacks

  • There are currently no refbacks.