KAJIAN RETENSIO URINE PASCA SALIN PERVAGINAM

Rahmi Padlilah

Abstract


Retensio urine adalah suatu gangguan buang air kecil, dimana terjadi lemahnya pancaran urine, tidak lancar serta rasa ada yang tersisa dan tidak puas, dapat disertai keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan pada suprapubik saat buang air kecil. Volume urine didalam vesika urinaria lebih dari 200 ml. Angka terjadinya retensi urine potpartum berkisar 1,7 sampai dengan 17,9 %. Perubahan fisik yang fisiologis saat kehamilan berlangsung, paritas, epidural anastesi, lama persalinan dan cara persalinan merupakan predisposisi terjadinya gangguan berkemih (retensio urine) Serta episiotomi (p=0,017), tindakan dalam persalinan (38%), durasi persalinan(p<0,001), berat badan bayi saat dilahirkan(p<0,001), paritas(p=0,05) merupakn faktor resiko penyebab yang berhubungan dengan retensio urine. Retensio urine dapat mengakibarkan timbulnya infeksi traktur urinarius yang rekuren dengan kemungkinan gangguan pada traktur urinarius bagian atas. Pendeteksian terhadap kondisi tersebut merupakan hal yang penting untuk pencegahan kearah retensi kronik. Artikel ilmiah ini merupakan studi literatur (literature review) yang mencoba menggali lebih banyk mengenai retensio urine pasca persalinan, faktor-faktor yang menyebabkan retensio urine dan menggunakan jurnal penelitian yang berkaitan dengan retensio urine, keluhan yang paling umum dirasakan wanita dengan retensio urine adalah kesulitan buang air kecil. Terapi pengobatan dan perawatan bertujuan untuk menghindari infeksi urinarian, penurunan elastisitas urinaria dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat.

Keywords


pervaginam;post partum;retensio urine;

Full Text:

PDF

References


Germain MM. Bent.AE, Cundiff GW, Ostergard DR, Seift SE, 1992: Urinary Retention and Overflow Incontinence. Ostergard’s Urogynecology and Pelvic Floor Dysfunction,5th ed. Lipiincoltt Willian & Wilkins, USA: 285-91.

Hellerstein S. 2006: Voiding Disfunction. diunduh 25 February 2016. Tersedia pada at: www.medicine.com.

Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention. diunduh 25 tesedia pada at: www.pubmed.gov.

Brunner and Suddarth, 2010. text book of medical surgical nursing. Edisi 12. China. LWW.

Ajenifuja KO. Oyetunji IO, Orji EO, Adepiti CA, Loto OM, Tijani MA, et al, 2013: Post-partum urinary retention in a teaching hospital in Southweatern Nigeria. Obstetrics and Gynecology Research: vol (39):1308─13.

Cavkaytar S, Kokanah MK, Baylas A, Topcu HO, Laleli B, Tasci Y.2014: Postpartum urinary retention after vaginal delivery. J Turk Gynecol Assoc. 15:140─43.

Ismail S.I.M.F, Emery SJ. 2008: The prevalence of silent postpartum retention of urine. Journal of Obstetric. and Gynecology.28:504─07.

Buchanan J dan Beckmann M. 2014: Postpartum voiding disfunction. Australian and New Zeland Journal Of Obstetric and Gynecology:5441─45.

Lukkase M, Cederkvist HR, Rosseland LA.2007: Realibility of an automatic ultrasound sistem for detecting postpartum urinary retention after vaginal birth. Acta Obstetric et Gynecological: 86:1251─55.




DOI: https://doi.org/10.35334/borneo_saintek.v1i1.885

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Borneo Saintek

slot dana

PODOMORO138 SEDAYU138 JALURDEWA MERAHBET