Kesiapan Sistem Perawatan Lansia Berdasarkan Pola Kunjungan Pasien di Rumah Sakit Rujukan Perbatasan

Abstract

Peningkatan jumlah lansia di Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan, membawa konsekuensi serius terhadap kebutuhan layanan kesehatan, termasuk perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), rawat inap, dan rawat jalan. Tantangan utama dalam pelayanan lansia meliputi gejala klinis yang tidak khas, keterbatasan kolaborasi interdisiplin, dan belum adanya model layanan khusus geriatrik di rumah sakit daerah perbatasan. Tujuan penelitian ini adalah melihat Gambaran bagaimana Kesiapan Sistem Perawatan Lansia Berdasarkan Pola Kunjungan Pasien di Rumah Sakit Rujukan Perbatasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods concurrent embedded dengan kombinasi data kuantitatif dari laporan kunjungan pasien lansia tahun 2022 (total 1.507 pasien) dan data kualitatif melalui wawancara mendalam dengan tujuh perawat. Analisis kualitatif menggunakan thematic analysis menurut Braun dan Clarke. Hasil kuantitatif menunjukkan tren peningkatan kunjungan lansia, terutama pada bulan Desember di seluruh unit layanan. Sepuluh besar diagnosis lansia didominasi oleh penyakit kronis seperti dispepsia, diabetes mellitus, hipertensi, dan chronic kidney disease. Analisis kualitatif menghasilkan tujuh tema utama: pendekatan holistik, keterbatasan kolaborasi interdisiplin, keterlibatan keluarga, pendekatan ramah lansia, layanan geriatri terintegrasi, edukasi pasien dan keluarga, serta pengembangan berkelanjutan. Ditemukan bahwa belum ada model khusus perawatan lansia yang terintegrasi di rumah sakit. Pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit perbatasan masih menghadapi banyak tantangan, baik dalam aspek struktur layanan, proses pelayanan, maupun kolaborasi interdisipliner. Diperlukan pengembangan model layanan geriatrik berbasis evidence untuk meningkatkan kualitas perawatan lansia secara menyeluruh