LAYANAN INFORMASI TENTANG SELF EFFICACY DAN OPTIMIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK
Abstract
This study aims to increase the self-confidence of class VII SMPN 248 Jakarta students through information services about self-efficacy and optimism. The population of 128 students and researchers set certain criteria to be the subject of the study. The method used in this research uses a quantitative approach. The self-confidence instrument consists of 30 questions. In the pretest, the average self-efficacy component of class VII SMPN 248 Jakarta was 39%. Meanwhile, the average optimistic component of class VII SMPN Jakarta was 36%. This means that the average before the information service is carried out is categorized as low. After the information service is carried out, it is categorized as high. As the percentage of posttest components of self-efficacy, the average class VII SMPN 248 Jakarta is 69%. Meanwhile, the posttest for the optimistic component of class VII SMPN 248 Jakarta was 68%. So that it can be concluded that there is a significant increase in the self-confidence of class VII SMPN 248 Jakarta students on average by 37% in the self-efficacy component and by 32% in the optimistic component. The conclusion of this study is that information services can increase the self-confidence of class VII students at SMPN 248 Jakarta. Guidance and counseling teachers can implement information services to increase students' self-confidence.
Kata Kunci: Self Afficaci, Kepercayaan Diri
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMPN 248 Jakarta melalui layanan informasi tentang self efficacy dan optimis. Populasi sebanyak 128 peserta didik dan peneliti menetapkan kriteria tertentu yang menjadi subjek penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen kepercayaan diri yang berjumlah 30 butir soal. Pada pretest komponen self efficacy rata-rata kelas VII SMPN 248 Jakarta sebesar 39%. Sedangkan pretest komponen optimis rata-rata kelas VII SMPN 248 Jakarta sebesar 36%. Hal ini berarti rata-rata sebelum dilakukan layanan informasi dikategorikan rendah. Setelah dilakukan layanan informasi dikategorikan tinggi. Sebagaimana prosentase posttest komponen self efficacy rata-rata kelas VII SMPN 248 Jakarta sebesar 69%. Sedangkan posttest komponen optimis rata-rata kelas VII SMPN 248 Jakarta sebesar 68%. Sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan yang signifikan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMPN 248 Jakarta rata-rata sebesar 37% pada komponen self efficacy dan sebesar 32% pada komponen optimis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah layanan informasi dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMPN 248 Guru bimbingan dan konseling dapat mengimplementasikan layanan informasi untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
Keyword: Self Efficacy, Self Confidance
Full Text:
PDFReferences
Afiatin, T., & Martaniah, S.M. (1988). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Jurnal Psikologika Nomor 6 Tahun III 1988
Ali, M & Asrori, M. (2018). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Edisi ke 13. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Alwisol (2004). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi (Malang Universitas Muhammadiyah UMM Press)
Angelis, B.D. (1997). Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT. Granmedia Pustaka Utama.
Anthony, R (2009). Rahasia Puncak Percaya Diri Total. Yogyakarta : Mitra Sejati.
Anwar, A. I. D. (2009). Hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum pada Mahapeserta didik Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Aziz, A.R & Salam, P.A. Keefektifan Layanan Informasi Berbasis Instagram Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta didik. Jurnal Bimbingan dan Konseling, Volume 1 Number 3 hal 183-191. Unindra (2018).
Brisette, I., Scheier, M. F., & Scheier, C. S. (2002). The role of optimism in social network development, coping, and psychological adjustment during a life transititon. Journal of Personality and Social Psychology. 82. 1. 102-111.
Brisette, I., Scheier, M. F., & Scheier, C. S. (2002). The role of optimism in social network development, coping, and psychological adjustment during a life transititon. Journal of Personality and Social Psychology. 82. 1. 102-111.
Carver, C. S., Scheier, M. F., & Segerstrom, S. C. (2010). Clinical psychology review: Optimism. Clinical Psychology Review. 30. 878- 889.
Craig, C. (2007). Creating Confidence. A handbook for Profesionals Working Young People. The Centre for Confidence and Well-being
Danistya, Farisa. "Otimisme hidup penderita HIV/AID. Developmental and Clinical Psychology 1.1 (2012)
Dewa Ketut Sukardi, Organisasi Administrasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 157.
Doyle, S. T. (2010). Parental optimism & self-efficacy: Associations with cognitive development in children born pretern. Disertasi doktoral, Program Pascasarjana American University, Washington D. C.
Dzikran, A. (2018). Jadilah Diri Sendiri Panduan Membangun Pribadi Berkarakter dan Percaya Diri. Jakarta : Gemilang.
Fitri, M. Zola, N, Ifdil, I. (2018). Profil Kepercayaan Diri Remaja serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. JPPPI, http//jurnal.iicet.org. volume 4 nomor 1, 2018, hlm 1-5
Fitriani & Azhar. Layanan Informasi Berbasis Focus Group Discussion (FGD) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta didik. Jurnal Magister Psikologi UMA, Volume 11 (2) Desember (2019).
Gladding, S. (2012). Konseling Profesi Yang Menyeluruh. Cetakan I. Edisi Ke Enam. Jakarta: Indeks.
Hurlock, E.,B. (2011). Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga.
Mudaningsih, Teknik, Pendekatan Secara Kelompok dalam Rangka Membimbing, (Salatiga: Lokakarya Bimbingan, 1973), hlm. 46.
Nana Syaodih Sukmadinata, Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok, (Bandung: FIP-IKIP Bandung, 1977), hlm. 25.
Nasa, A. F. (2012). Hubungan antara resiliensi keluarga dengan optimisme pada mahapeserta didik yang berasal dari keluarga miskin. Tesis sarjana, Program Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
Natawidjaja, R. (1987). Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok. Bandung : CV. Diponegoro
Perry, M. (2005). Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan diri. Erlangga.
Prayitno, M.Sc.eD, Prof.DR. 1995. Layanan Bimbingan dan Konnseling Kelompok. Ghalia
Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Riduwan (2016). Pengantar Statistik Sosial. Bandung : Alfabeta.
Sarry, Jhon. 2007. Solution Focused Groupwork. Secound Edition. Sage Publication.
Satiadarma, M. P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Scheier, M. F., & Carver, C. S. (2002). Optimism. In C. R. Snyder, & S. J. Lopez (Eds), Handbook of positive psychology (pp. 231-243). New York: Oxford University Press.
Schultz, D & Schultz, S.E (2005). Psychology and Work Today (New Jerssy, Pearson Prentice Hall.
Suhardita, K. (2011). Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Peserta didik. (Penelitian Quasi Eksperimental Pada Sekolah Menengah Atas Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Edisi khusus No.1, Agustus 2011.
Utami, S. (2017). Kontribusi layanan informasi dalam konseling dan kedisiplinan peserta didik terhadap prestasi belajar peserta didik. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1(1), 7-12.
Winkel, W.S & Hastuti, M.M.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi pendidikan. Jakarta : Grasindo.
DOI: https://doi.org/10.35334/jbkb.v5i1.4064
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Asni Asni, Arik S usiati
View My Stats