MONITORING GULA DARAH MANDIRI DAN PERAWATAN KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAHANDUT

Alfeus Manuntung

Abstract


Pemantauan glukosa darah mandiri sebaiknya dilakukan secara teratur untuk memahami pengendalian diabetes seseorang dan menginformasikan perubahan yang terjadi selama terapi diabetes. Keadaan yang tidak diinginkan pagi penderita diabetes adalah keadaan dimana kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemi) dan kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemi). Kedua keadaan ekstrim tersebut sebisa mungkin tidak dialami oleh penderita diabetes sehingga mereka harus mampu mendeteksi diri sendiri melalui pemantauan gula darah mandiri. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang monitoring gula darah mandiri dan perawatan kaki diabetik di wilayah kerja Puskesmas Pahandut, Kota Palangka Raya. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang monitoring gula darah mandiri dan perawatan kaki diabetik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diikuti sebanyak 5 orang di wilayah kerja Puskesmas Pahandut. Hasil pretest menunjukkan sebanyak 3 orang (60%) mendapatkan nilai >56. Hasil posttest menunjukkan sebanyak 5 orang (100%) mendapatkan nilai >56. Hasil pemeriksaan glukosa sewaktu menunjukkan sebanyak 3 orang (60%) >200 mg/dL, 1 orang (20%) hasilnya tidak terbaca karena gula darah yang terlalu tinggi, sedangkan 1 orang (20%) <200 mg/dL. Pasien hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan Diabetes Melitus dan melakukan evaluasi yang berkelanjutan sebagai upaya mandiri dalam monitoring gula darah mandiri dan perawatan kaki diabetik.


Keywords


Diabetes Melitus; monitoring gula darah mandiri; perawatan kaki diabetik

Full Text:

PDF

References


ADA. (2010). Standards of Medical Care in Diabetes 2010. Journal of Diabetes Care, Vol. 33, Supplement 1, January 2010, 11-61. Diperoleh dari http://care.diabetesjournals.org pada tanggal 10 Oktober 2016.

American Diabetes Association. (2005). Clinical Practice Recommendations: Report of the Expert Commite on the Diagnosis and Classifications of Diabetes Melitus Diabetes Care, USA.

Boulton AJ. (2002). The Diabetic Foot. Blackweel Publising.

Boyko. (2012). A Prospective Study of Risk factor For Diabetic Foot Ulcer. The Seattle Diabetic Foot Study Departement of Medicine of Washington, Seattle, USA.

Brashers, Valentina L. (2008). Aplikasi klinis patofisiologi: pemeriksaan dan manajemen. edisi 2. Alih bahasa: Kuncara. Jakarta: EGC.

Carey, Barbara J. Maschak. (2002). Pengkajian dan Penatalaksanaan Pasien Diabetes Melitus. Dalam Smeltzer dan Bare (Ed.) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner & Sudarth. Edisi 8. Vol 2. Alih Bahasa: Kuncara, dkk. Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. (2016). ‘UPTD Puskesmas Pahandut’. Diakses dari http://www.dinkes.palangkaraya.go.id/ pada tanggal 12 Mei 2017.

Edberg, M. (2010). Buku ajar kesehatan masyarakat: teori sosial dan perilaku. Alih bahasa: Anwar, dkk, Jakarta: EGC.

Funnel, M.M., et al. (2010). National Standards for Diabetes Self Management Education. Journal of Diabetes Care, Vol 33, Supp. 1, 89-96, diperoleh dan http://care.diabetesjournals.org. pada tanggal 10 Oktober 2016.

Manuntung, Alfeus. Analisis Keyakinan Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam Pengelolaan Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Manarang, [S.l.], v. 3, n. 1, p. 31 - 37, jan. 2018. ISSN 2528-5602. Available at: . Date accessed: 07 sep. 2018.

Ose, M. I., Utami, P. A., & Damayanti, A. (2018). Efektivitas perawatan luka teknik balutan wet-dry dan moist wound healing pada penyembuhan ulkus diabetik. Journal of Borneo Holistic Health, 1(1). Available at: . Date accessed: 07 sep. 2018.

Parman, D. H. (2018). Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Melitus Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Klien Menjalani Diet. Journal of Borneo Holistic Health, 1(1). Available at: . Date accessed: 07 sep. 2018.

PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Diperoleh dari http://perkeni.net/old/pada tanggal 10 Oktober 2016.

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah: Brunner & Sudarth. edisi 8. vol 2. Alih bahasa: Kuncara, dkk. Jakarta: EGC.

Subekti, I. (2009). Apa itu Diabetes: Patofisiologi, Gejala dan Tanda. Dalam Soegondo et al (Ed.). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Suyono, S. (2009). Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam Soegondo et al (Ed.). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.FAO, 2003. Trade Reform and Food Security –Conceptualizing the Linkages. Food and Agriculture Organisation. Rome.

Lingga, P. 1999. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. 99 hal.




DOI: https://doi.org/10.35334/jpmb.v3i2.1091

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

E-ISSN : 2579-9797

P-ISSN : 2615-4323

Contact Person:

Gusriani: 082188737351

Email : jpmb.ubt@gmail.com

Website : http:// jurnal.borneo.ac.id/index.php/jpmb

Â