PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI TEPUNG MOCAF DAN KERIPIK COMBRO PADA KELOMPOK TANI DESA PUCUNGBEDUG
Abstract
Produktivitas singkong di Desa Pucungbedug cukup tinggi. Tahun 2014 produkstivitas singkong sebesar
23,86 ton/ha dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 26,38 ton/ha. Namun, peningkatan produktivitas
singkong tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan petani. Hal ini disebabkan karena mereka tidak
mempunyai pengetahuan dan juga keahlian tentang pengolahan singkong menjadi produk yang bernilai
lebih tinggi. Alternatif pengolahan singkong yang potensial saat ini adalah pengolahan singkong
menjadi tepung mocaf dan keripik combro. Metode pelaksanaan dilakukan dalam bentuk penyuluhan,
demonstrasi dan pendampingan. Penyuluhan dilakukan dengan cearmah dan diskusi. Bentuk evaluasi
berupa daftar pertanyaan yang diberikan sebelum dan sesudah materi penyuluhan disampaikan.
Demonstrasi dilaksanakan melalui pelatihan dan praktek. Evaluasi dilakukan terhadap tingkat
ketrampilan tentang pembuatan tepung mocaf dan keripik combro kering dengan mengevaluasi pada
tahap praktek ditambah dengan penilaian data dari recording yang dilakukan peserta. Pendampingan
promosi dan penjualan produk dilakukan dengan membantu membuatkan alat dan media promosi.
Evaluasi dilakukan dengan menganalisis keuntungan usaha. Dari kegiatan program kemitraan
masyarakat pengolahan singkong menjadi tepung mocaf dan keripik combro pada kelompok tani desa
Pucungbedug diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Seluruh peserta mengalami peningkatan pengetahuan kewirausahaan dan peluang usaha tentang
diversifikasi pengolahan singkong dan secara keseluruhan peningkatan pengetahuan peserta
mencapai 36%.
2. Evaluasi terhadap tingkat keterampilan peserta dalam pembuatan tepung mocaf dan keripik combro
mendekati kategori baik dengan nilai 3,2.
3. Produk tepung mocaf kurang diterima masyarakat, sedangkan keripik combro dapat diterima
masyarakat. Oleh karena itu, usaha pembuatan keripik combro layak untuk dilanjutkan dan
dikembangkan.
23,86 ton/ha dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 26,38 ton/ha. Namun, peningkatan produktivitas
singkong tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan petani. Hal ini disebabkan karena mereka tidak
mempunyai pengetahuan dan juga keahlian tentang pengolahan singkong menjadi produk yang bernilai
lebih tinggi. Alternatif pengolahan singkong yang potensial saat ini adalah pengolahan singkong
menjadi tepung mocaf dan keripik combro. Metode pelaksanaan dilakukan dalam bentuk penyuluhan,
demonstrasi dan pendampingan. Penyuluhan dilakukan dengan cearmah dan diskusi. Bentuk evaluasi
berupa daftar pertanyaan yang diberikan sebelum dan sesudah materi penyuluhan disampaikan.
Demonstrasi dilaksanakan melalui pelatihan dan praktek. Evaluasi dilakukan terhadap tingkat
ketrampilan tentang pembuatan tepung mocaf dan keripik combro kering dengan mengevaluasi pada
tahap praktek ditambah dengan penilaian data dari recording yang dilakukan peserta. Pendampingan
promosi dan penjualan produk dilakukan dengan membantu membuatkan alat dan media promosi.
Evaluasi dilakukan dengan menganalisis keuntungan usaha. Dari kegiatan program kemitraan
masyarakat pengolahan singkong menjadi tepung mocaf dan keripik combro pada kelompok tani desa
Pucungbedug diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Seluruh peserta mengalami peningkatan pengetahuan kewirausahaan dan peluang usaha tentang
diversifikasi pengolahan singkong dan secara keseluruhan peningkatan pengetahuan peserta
mencapai 36%.
2. Evaluasi terhadap tingkat keterampilan peserta dalam pembuatan tepung mocaf dan keripik combro
mendekati kategori baik dengan nilai 3,2.
3. Produk tepung mocaf kurang diterima masyarakat, sedangkan keripik combro dapat diterima
masyarakat. Oleh karena itu, usaha pembuatan keripik combro layak untuk dilanjutkan dan
dikembangkan.
Keywords
Ssingkong, Mocaf, Keripik Combro
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Banjarnegara (2016). Statistik Daerah
Kecamatan Purwanegara 2016 (p. 13).
Banjarnegara: BPS Kabupaten
Banjarnegara.
Kimaryo, V.M., G.A, Massawe, N.A,
Olasupo, & W.H, Holzapfel (2000).
The use of a starter culture in the
fermentation of cassava for the
production of “kivundeâ€, a traditional
Tanzanian food product. International
Journal of Food Microbiology, 56(2–
, 179–190.
DOI: https://doi.org/10.35334/jpmb.v2i2.522
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 JPMB (Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN : 2579-9797
P-ISSN : 2615-4323
Contact Person:
Gusriani: 082188737351
Email : jpmb.ubt@gmail.com
Website : http:// jurnal.borneo.ac.id/index.php/jpmb
Â