Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji implementasi budaya gong dan gendang di daerah Timor Tengah Selatan ( TTS ) khususnya di Kecamatan Amanuban Selatan dalam konteks pendidikan seni budaya di sekolah . Budaya gong dan gendang merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya lokal yang memiliki nilai estetika dan sejarah tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melibatkan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan budaya gong dan gendang dalam pendidikan seni budaya tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap seni tradisional tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal . Selain itu, kegiatan ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam melestarikan budaya lokal. Penelitian ini merekomendasikan agar sekolah-sekolah di Kecamatan Amanuban Selatan mengintegrasikan unsur-unsur budaya lokal ke dalam kurikulum seni budaya untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi siswa terhadap warisan budaya mereka
Geertz, Clifford, 1973. The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Noor, J. “Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana,” 2011, 1–23
Prihartini, Yogia, and Wahyudi Buska. “Pembelajaran Berbasis Sosial Dan Budaya.” Nazharat: Jurnal Kebudayaan 25, no. 2 (2019): 118–34. https://doi.org/10.30631/nazharat.v25i2.21.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto, S. (2014). Pembelajaran Kontekstual Berbasis Budaya . Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiedardarti, 2016. “Desain Induk Gerakan Jakarta Literasi Sekolah” Direktorat Jenderal.
Yogia Prihartini and Wahyudi Buska, “Pembelajaran Berbasis Sosial Dan Budaya,” Nazharat: Jurnal Kebudayaan 25, no. 2 (2019): 118–34, https://doi.org/10.30631/nazharat.v25i2.21.