PENGARUH TETUA BETINA PADA BEBERAPA KARAKTER TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L)
Abstract
ABSTRACT
Corn plants are one of the most important food crops after rice and wheat. To get high corn production factors that can affect one of them is the use of high yielding varieties. In superior varieties there are genes that can make plant growth and production be higher than other varieties. In plant breeding programs to obtain a superior variety, it is necessary to know important information about the influence of the female parent. In general, some characters are controlled by genes in the nucleus, but there are some characters that are controlled by genes in cytoplasmic organelles. The characters controlled by genes in cytoplasmic organelles can be identified by reciprocal crossing. Faculty of Agriculture, University of Borneo Tarakan has a collection of S4 corn (selfing 4) that can be used as genetic material in plant breeding programs. Therefore, research needs to be done to find out the important characters that are controlled by genes outside the nucleus or the influence of female elders. the second results of crossing of maize plants (G2G1 and G4G3 with each reciprocal) showed that in vegetative and generative parameters there were female elders. In the same vegetative character in the two crossing of maize plants which showed the presence of female elders namely plant height, number of leaves and stem diameter. Whereas the same generative characters are the age of flowering females, the number of cob, the location of the cobs, the length of the cobs, the weight of the cobs, the weight of 100 seeds and the weight of the seeds per cob. In addition, it is known that corn plant genotypes show higher F1 mean results as female parents in maize crop crossing on several yield characters (generative), namely genotypes G2 and G4.
Keywords: Cytoplasmic Genes, Corn, Effect of Female Elders, Reciprocal Crosses
Â
ABSTRAK
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang terpenting setelah padi dan gandum.. Untuk mendapatkan produksi jagung yang tinggi faktor yang dapat mempengaruhi salah satunya adalah penggunaan varietas unggul. Pada varietas unggul terdapat gen yang dapat membuat pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi lebih tinggi dari varietas yang lain. Dalam program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan suatu varietas yang unggul perlu mengeketahui informasi penting tentang pengaruh tetua betina. Pada umumnya beberapa karakter dikendalikan oleh gen dalam kromosan inti, akan tetapi terdapat beberapa karakter yang dikendalikan oleh gen yang ada di organel sitoplasma. Karakter yang dikendalikan oleh gen di organel sitoplasma dapat diketahui dengan melakukan persilangan resiprokal. Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan memiliki koleksi jagung S4 (selfing ke 4) yang dapat digunakan sebagai bahan genetik dalam upaya program pemuliaan tanaman. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakter-karakter penting yang dikendalikan oleh gen di luar inti atau pengaruh tetua betina. hasil kedua persilangan tanaman jagung (G2G1 dan G4G3 dengan masing – masing resiproknya) menunjukkan pada parameter vegetatif dan generatif terdapat adanya tetua betina. Pada karakter vegetatif yang sama pada kedua persilangan tanaman jagungyang menunjukkan adanya tetua betina yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Sedangkan pada karakter generatif yang sama yaitu umur berbunga betina, jumlah tongkol, letak tongkol, panjang tongkol, berat tongkol, berat 100 biji dan berat biji per tongkol. Selain itu, diketahui genotipe tanaman jagung yang menunjukkan hasil nilai rerata F1 yang lebih tinggi sebagai tetua betina pada persilangan tanaman jagung pada beberapa karakter hasil (generatif) yaitu genotipe G2 dan G4.
Â
Kata kunci : Gen Sitoplasma, Jagung, Pengaruh Tetua Betina, Persilangan ResiprokFull Text:
PDFReferences
Aditya RM. 2018. Efek Dominasi Beberapa Karakter Kualitatif Hasil Kombinasi Persilangan Tiga Jenis Jagung (Zea Mays L.). Universitas Brawijaya. Malang
Ardian, Genadi A, Ginting YC. 2016. Evaluasi Karakter Agronomi Beberapa Genotipe Tetua dan HibridTanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Berpolong Merah. Agrovigor 9 (1) : 11-18
Gardner EJ, Simmons MJ, Snustad DP. 1991. Principles of Genetics. 8th Edition. John Wiley and Sons, Inc. New York.
Hidayat P, Baihaki A, Setiamihardja R, Haeruman MK. 1995. Pengaruh Tetua Betina Dan Pola Segregasi Karakter Periode Pengisian Biji Tanaman Kedelai. Zuriat 6 (2) : 102–105.
Indra Nl, Suaib, Diervamena B. 2013. Pendugaan Jumlah Gen Yang Mengendalikan Sifat BobotBiji Jagung Menurut Metode Das-GriffeyDan Kuspira Bhambhani. Berkala Ilmu-Ilmu Pertanian 1(3) : 87-91
Jumbo MB, Carena MJ. 2008. Combining Ability, Maternal And Reciprocal Effects of Elite Maize Population Hybrid. Euphytica 162 : 325-333.
Khalifah M. 2013. Genetika. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar
Musalamah, Suyamto. 2006. Studi Pola Pewarisan Karakter Bentuk Daun Tanaman Kedelai (Glycine Max L.). Balai Penelitian Tanaman Kacang – Kacangan dan Umbi-umbian. Probolinggo.
Mangoendidjojo. 2013. Pemuliaan tanaman. UGM-press. Yogjakarta.
Neni IR, Sriani S, Syukur M, Jajah K, Yunus M. 2011. Evaluasi Daya Gabung dan Heterosis Lima Galur Jagung Manis (Zea Mays var. Saccharata) Hasil Persilangan Dialel. J. Agron. Indonesia 39 (2) : 103 -111
Philip M. 1998. Snail Shell Coiling and Maternal Effect.https://www.ndsu.edu/
Pulungan DR, Hanafiah DS, Damanik RIM. 2016. Keragaan Fenotipee Berdasarkan Karakter Agronomi Pada Generasi F2 Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L. Merril.). Medan. Jurnal Agroekoteknologi 4 (3) : 2090- 2103.
Sumpena U, Kusandriani Y, Luthfi. 2013. Uji Daya Hasil Sembilan Galur Harapan Kacang Merah di Jawa Barat. Jurnal Agrotropika 18 (1):12-15
Sitepu MB, Rosmayati, Bangun MK.2015. Persilangan Genotipe-Genotipe Kedelai (Glycine Max L. Merrill.) Hasil Seleksi Pada Tanah Salin Dengan Tetua Betina Varietas Anjasmoro. Jurnal Online Agroekoteknologi 3 (1) : 257–263.
Sriwidarti. 2010. Pola Pewarisan Karakter Kualitatif Dan KuantitatifKacang Panjang (Vigna Sinensis Var. Sesquipedalis L.) KeturunanTesta Coklat X Hitam. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Syukur M, Sastrosumarjo S, Wahyu Y,Aisyah SI,Sujiprihati S, Yunianti R. 2015. Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor
Utomo FH, Kristanto BA, Kusmiyati F. 2018. Persilangan 4 Varietas Kedelai (Glycine Max L.) Dalam Rangka Perakitan Kedelai Tahan Kering. J Agro Complek 2 (1) : 93–101.
Vargas MJ, Crossa K, Sayre M, Reynolds ME, Ramirez, Talbot M. 2004. Interpreting Genotype X Environment Interaction In Wheat By Partial Least Squareregression. Crop Sci. 38 (3):379-689.
William BL .1961. A Cytoplasmically Inherited Abnormality in Maize. Proceedings of the Iowa Academy of Science. Pioneer Hi-Bred Corn Company. Article 12. 68 (1).
Wahyu W. 2010. Nilai t Dari Uji-t Arah Negetif. file:///D:/skripsi/Jurnal%20Referensi/web/Kutipan%20Konsultasi%20_%20Wahyu%20Widhiarso.html. Di akses pada tanggal 16 Juli 2019
Yefta P, Tommy BO. 2018. Pewarisan Sifat Warna Dan Tipe Biji Jagung Manado Kuning. Eugenia 24 (1) : 1-5.
DOI: https://doi.org/10.35334/jpen.v4i1.1923
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian
   P-ISSN :             E-ISSN :                  Affiliation :
                  Â
All publications in J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.